BERTEMPAT di hutan rakyat, Bandarlampung, 14 Juni 2015, pelatihan pengambilan slayer dan mounteneering pun usai tepat pada pukul 14.30. Tidak ada kendala dalam perjalanan.
“Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan dari sehari sebelumnya adalah materi navigasi darat, survival, pembuatan bivak, teknik penjelajahan,” ujar Taryono S.E, Ketua Satgas SAR Provinsi Lampung dan kebetulan menjadi instruktur lapangan pada kegiatan ini.
Kegiatan yang disebut Taryono berlangsung di siang hari, sedangkan malamnya dilaksanakan jurit malam atau penjelajahan malam. Kegiatan penjelajahan malam baru laksanakan dan ini menjadi salahsatu kegiatan untuk menguji mental para anggota TBM agar terbentuk jiwa pemberani dan jiwa korsa yang tinggi,” kata Zihan, selaku ketua kegiatan.
Menurut Zihan, kegiatan penjelajahan malam sangat lelah. Memang menguji ketahanan fisik mengingat perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan karena medan yang di lalui adalah trek buatan tim BSARDA Lampung, tidak seperti pendakian pada umumnya.
“Semoga TBM semakin jaya dan semakin kompak terutama ketika kegiatan,” ujar Eka Mura, anggota tim dari mahasiswa pecinta alam Universitas Malahayati (Mahapala). Eka bertugas mendampingi instruktur lapangan.
Selain Mahapala, ada juga Resimen Mahasiswa (Menwa) yang menjadi pengamanan ketika kegiatan dilaksanakan.
Ketua Umum TBM, Adi, berharap kegiatan ini tidak membuat para anggota TBM menjadi takut akan hutan/gunung. “Kegiatan ini sangat penting dikala TBM diturunkan untuk membantu sebuah musibah,” katanya. “Kali ini kegiatan sangat gokil, sangat panjang dan melelahkan.” | sumber: malahayati.ac.id
Comments
comments
Leave a comment