bos-kurnia-akbar-buchari
  • Page Views 1997

Kisah Pewaris Bisnis Bus Kurnia Grup

Bisnis perusahaan angkutan Kurnia Grup kini merambah kebun sawit dan bisnis perhotelan. Inilah kisah pewaris bisnis milik orang Pidie yang kini menetap di Medan itu.

***

Rasanya tak ada orang Aceh yang tak kenal bus Kurnia, Pusaka, dan Anugerah. Ya, ketiga merek bus itu satu pemilik di bawah Kurnia Grup.

Sepeninggal pemiliknya Buchari Usman dalam kecelakaan pesawat pada 1997, bisnis itu kini dijalankan sang anak: Akbar Buchari. Di tangan pria yang genap berusia 28 tahun pada 25 November 2015 lalu itu, kini  perusahaan Kurnia harus beradu strategi dengan perusahaan bus lain agar tak ditinggalkan pelanggannya.

Dalam sebuah wawancara dengan jppn.com, yang kini duduk sebagai komisaris Kurnia Group berkisah lika-liku yang harus dijalani agar bisa meneruskan bisnis dari orang tuanya.

Semua bermula pada 1997. Ketika itu, sang ayah, Buchari Usman, meninggal dalam kecelakaan pesawat Garuda Indonesia, GA-152 di Desa Buah Nabar, Kab. Deli Serdang.

“Mungkin kalau ayah masih hidup, saya sekarang baru lulus S-2 dan baru belajar bisnis. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu,” ucap sarjana hukum dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Medan, itu.

Ketika peristiwa naas itu terjadi, Akbar masih berusia 10 tahun. Manajemen bus Kurnia lantas diambil alih oleh pamannya. Baru pada 2004, saat duduk di bangku SMA, Akbar bergabung untuk membantu menjalankan bisnis keluarganya itu.

Namun, ia tak langsung menangani manajemen perusahaan, melainkan menjadi mekanik terlebih dulu. Sang ayah berpesan, pengusaha transportasi harus mengerti mesin. Sebab, itu adalah inti bisnis tersebut.

Maka jadilah hari-hari Akbar saat itu berputar di sekitar sekolah dan pangkalan bus. Sepulang sekolah, ia harus berjibaku dengan mesin-mesin bus. Untungnya, Akbar memang suka mengutak-atik mesin karena dikenalkan oleh sang ayah sejak kecil.

Oleh keluarga, Akbar memang disiapkan untuk menggantikan tugas ayahnya sebagai pemimpin perusahaan. Maklum, Akbar adalah anak pertama dari dua bersaudara. Sementara adik perempuannya saat ini adalah seorang notaris.

Ketika Aceh masih dilanda konflik bersenjata, perusahaan bus Kurnia juga mengalami imbasnya. Kata Akbar, pada pertengahan tahun 2000, perusahaan yang dijalankannya tak luput dari intimidasi.

“Ada sekitar 20 bus yang dibakar. Tapi, sampai sekarang tidak jelas siapa yang membakar. Kami hanya tahu itu ulah oknum-oknum yang tidak jelas,” ungkapnya.

Walau kondisi demikian kritis, sebagian bus yang kondisinya baik tetap melayani rute Medan-Banda Aceh. Ketika bencana tsunami melanda Desember 2004, perusahaan yang memiliki 250 bus itu kembali dihadapkan pada cobaan baru. Menurut Akbar, sekitar 50 bus di pool Banda Aceh terkena dampak. Pagar pool juga terseret arus sampai ke jalan raya.

Dalam kondisi seperti itu, Akbar berusaha membangkitkan semangat pekerjanya. Di pool bus, juga dibangun dapur umum.

Namun, ia juga merasakan hikmah di balik bencana. Ketika gelombang pekerja kemanusiaan masuk ke Aceh usai bencana, penumpang busnya kembali terdongkrak. Bagi Akbar, kondisi kritis yang pernah dialami ibarat ujian yang harus dilalui dan menempanya menjadi pebisnis tangguh.

Selain berbisnis, Akbar juga berkiprah di organisasi. Sejak 2014 lalu, ia terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumut setelah periode sebelumnya duduk sebagai wakil ketua.

Ia juga  ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Pengkot Medan, dan ketua komisi roda empat Ikatan Mobil Indonesia. Akbar juga dikenal sebagai pereli. Sejumlah event reli nasional diikuti driver Mitsubishi Evolution 9 itu. Pada 2006, dia meraih juara nasional di kelas pemula.

***

Selain bisnis angkutan umum, Akbar memperluas lini bisnis dengan terjun ke perkebunan sawit. Bisnis itu digelutinya sejak 2008. Kebun mereka berada di Blang Seunong, Aceh Timur, dengan luas lahan mencapai enam ribu hektare.

Tak hanya itu. Akbar juga terjun ke bisnis perhotelan. Hotel Saka yang berbintang tiga di Ringroad jalan Gagak Hitam adalah miliknya.

“Pemikirannya, banyak penumpang bus saya dari Aceh kesulitan mencari hotel ketika tiba di Medan,” urainya. “Jadi, mengapa saya tidak bikin hotel sekalian. Nanti bisa di-bundling sama tiket busnya,” katanya.

Bersama sejumlah rekannya, Akbar juga terjun ke bisnis properti yang tengah berkembang pesat.

Begitulah. di usia muda, Akbar Buchari telah mencapai tahapan yang diidam-idamkan oleh sebagian besar orang.[]

Comments

comments

Share This Article

  • Facebook
  • Google+
  • Twitter

Rio Haryanto, Pembalap yang Punya Ponpes

Next Story »

Fotonya Dipakai Promo Bergek, Model Cantik Ini Protes

2 Comments

  1. Imali
    February 19, 2016

    Sikap sosial dan keteladan pak bukari yg ke Acehanya selalu… hal tidak lepas dari seorang anak pak akbar walau menetap di medan.. semoga

    Reply
  2. Nurlis E Meuko
    February 22, 2016

    Sangat menginsiprasi

    Reply

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ads

Warnet

hub kami

Nature

  • Foto: Tempo.co

    Peneliti : Terumbu Karang Sumatera Memutih

    6 days ago

    Koloni terumbu karang genus Acropora di perairan Pulau Sironjong Gadang, pesisir selatan Sumatera Barat, berwarna pucat. Sebagian besar terumbu karang bercabang banyak itu bahkan tampak putih sempurna. ...

    Read More
  • mangkuk-daun

    Bahan Ini Bisa Jadi Pengganti Styrofoam di Masa Depan

    2 weeks ago

    Styrofoam menjadi salah satu bahan yang sering digunakan sebagai pembungkus makanan. Penggunaannya dinilai praktis dan efisien sehingga banyak diminati. Namun, peningkatan penggunaan wadah berbahan styrofoam yang tak ...

    Read More
  • harimau-kamboja-punah

    Harimau Ini Akhirnya Dinyatakan Punah

    3 weeks ago

    Para aktivis konservasi Kamboja, Rabu (6/4/2016), untuk pertama kalinya menyatakan harimau di negeri itu telah punah. Hutan belantara Kamboja pernah menjadi rumah bagi harimau indochina, organisasi konservasi WWF ...

    Read More
  • Ilustrasi mobil nyetir sendiri | (Shutterstock).

    Mobil ‘Nyetir’ Sendiri Lebih Ramah Lingkungan

    3 weeks ago

    Zia Wadud terakhir belajar mengemudi tiga tahu yang lalu, Ia gagal di tes mengemudi pertamanya. Suatu saat ia berpikir, betapa mudahnya jika ia dapat mengendarai mobil setir ...

    Read More