penyanyi bergek
  • Page Views 2193

Adi Bergek, Raja Baru Lagu Aceh?

KUMPULAN massa yang memadati Stadion Kuta Asan, Sigli, Kabupaten Pidie, kemarin, seakan menegaskan sosok Adi Bergek sebagai raja baru di blantika musik Aceh. Terjun ke dunia tarik suara sejak masih bocah, Bergek menemukan bintangnya, seiring meledaknya album “Dikit-Dikit” yang dirilis pada 2015 lalu.

Namanya kini mulai sering diperbicangkan oleh anak-anak muda daerah ini. Lirik sejumlah lagunya pada album “Dikit-Dikit” kerap terdengar di mulut remaja hingga bocah. Aksi Bergek yang menghibur, membuat dia kebanjiran order mengisi hiburan di berbagai acara, hingga konser di lapangan sepakbola.

Penyanyi kelahiran 1992 di Pantonlabu, Aceh Utara itu kini sedang melakukan tur keliling Aceh, menggelar konser Sosialisasi Bahaya Narkoba. Seperti di Stadion Kuta Asan yang diselenggarakan atas kerja sama Orend Entertainment dan Polres Pidie, Sabtu (20/2), konser serupa sebelumnya juga diselenggarakan di Nagan Raya.

Begitulah, popularitas Adi Bergek yang bernama asli Zuhdi, kini memang sedang menjadi “buah bibir” di kalangan masyarakat Aceh, khusus anak-anak muda yang menyukai aliran musik bergenre pop-dangdut. Meski hampir semua lagunya berirama saduran, namun lagu-lagu Bergek punya ciri khas tersendiri, terutama liriknya yang melow dan kocak, serta dikombinasikan antara bahasa Aceh dan bahasa Indonesia.

Saat ini, album Bergek yang melejit di pasar musik Aceh itu merupakan lagu yang dikemas dalam satu album, antara lain berjudul Boh Hate, Dikit-Dikit, Aneuk Dadu, Gaseh Kaleukang, Saba. Album dengan jumlah 12 lagu itu mampu terjual di pasaran mencapai 100 ribu keping lebih. Angka penjualan lagu tersebut sangat fantastik, dibandingkan album Bergek yang lain.

Adi Bergek yang diwawancarai Serambi di Sigli, Sabtu (20/2) mengatakan, ia terjun ke dunia musik sejak 2005. Saat itu, ia bermain bersama teman-teman dalam film komedi Aceh yang berjudul Cinta Sedarah dan Aneuk Lang Lang. Kedua film tersebut kurang diterima pencinta film di Aceh.

Dari dua film komedi tersebut, sebut Adi, gurunya bernama M Nur Karma, meminta anak muda kelahiran Panton Labu itu merilis satu album bertajuk Bergek. “Jadi nama Bergek itu diambil dari dua film komedi Aceh tersebut. Dalam bahasa Aceh bergek berati batat (susah diatur),” ujar pelantun lagu Boh Hate itu.

Menurutnya, ketika itu album lagu Bergek belum begitu diterima di kalangan masyarakat. Kala itu, Bergek kalah bersaing dengan lagu-lagu penyanyi Aceh lainnya. Seiring bergulirnya waktu, tepatnya pada 2009, Bergek merilis satu lagu berjudul Menghayal. “Album lagu Menghayal ini memang sempat populer, tapi tak bertahan lama,” kata Adi Bergek.

Pada 2015 lalu, Bergek kembali merilis beberapa lagu antara lain Boh Jate, Dikit-Dikit, Gaseh Kaleukang, 360, Beukah Ganteng, dan Saba. Lagu tersebut mampu menghipnotis masyarakat pencinta lagu Aceh. Bahkan, album Boh Hate itu mampu terjual 100 ribu keping lebih. “Lagu-lagu ini pun berirama India yang dikombinasikan dengan dangdut, pop-dangdut dan Melayu,” katanya.

Dipadukan empat irama ini, katanya, bertujuan adanya ciri khas lagu Bergek. Judul lagu yang dikemas dalam album Bergek diambil dari kisah cinta remaja yang putus cinta. “Dari kisah cinta remaja itu, kita terinspirasi untuk menggarap satu lagu beraliran India dipadu dangdut. Saya menyukai lagu-lagu India, makanya lagu-lagu saya pun mirip dengan lagu India,” katanya.

Menurut Bergek, proses menciptakan sebuah lagu, sulit di bagian vokal. Apalagi lagu Bergek itu dipadu dengan empat aliran musik, sehingga untuk membuat satu album butuh waktu yang sebentar. “Saat ini, saya sedang menggarap lagu baru dengan judul Suet Bajee Jih Blou. Kini sedang dalam proses rekaman,” sebutnya.

Terkait konser yang digelar di Stadion Kuta Asan Sigli, kemarin, hendaknya menjadi pesan moral bagi segenap masyarakat Pidie, khususnya anak muda untuk menjauhi narkoba. Sebab, narkoba tersebut dilarang agama dan negara. “Jadi, mari kita hidup sesuai dengan tuntunan agama dan menjauhi narkoba,” tutupnya. | sumber: serambinews.com

Comments

comments

Share This Article

  • Facebook
  • Google+
  • Twitter

Ini Kata Manajemen Bergek Soal Protes Foto Dara Sunda

Next Story »

Anzib Lamnyong, Maestro Pencipta Aceh Lon Sayang

One Comment

    Leave a comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ads

    Warnet

    hub kami

    Nature

    • Foto: Tempo.co

      Peneliti : Terumbu Karang Sumatera Memutih

      6 days ago

      Koloni terumbu karang genus Acropora di perairan Pulau Sironjong Gadang, pesisir selatan Sumatera Barat, berwarna pucat. Sebagian besar terumbu karang bercabang banyak itu bahkan tampak putih sempurna. ...

      Read More
    • mangkuk-daun

      Bahan Ini Bisa Jadi Pengganti Styrofoam di Masa Depan

      2 weeks ago

      Styrofoam menjadi salah satu bahan yang sering digunakan sebagai pembungkus makanan. Penggunaannya dinilai praktis dan efisien sehingga banyak diminati. Namun, peningkatan penggunaan wadah berbahan styrofoam yang tak ...

      Read More
    • harimau-kamboja-punah

      Harimau Ini Akhirnya Dinyatakan Punah

      3 weeks ago

      Para aktivis konservasi Kamboja, Rabu (6/4/2016), untuk pertama kalinya menyatakan harimau di negeri itu telah punah. Hutan belantara Kamboja pernah menjadi rumah bagi harimau indochina, organisasi konservasi WWF ...

      Read More
    • Ilustrasi mobil nyetir sendiri | (Shutterstock).

      Mobil ‘Nyetir’ Sendiri Lebih Ramah Lingkungan

      3 weeks ago

      Zia Wadud terakhir belajar mengemudi tiga tahu yang lalu, Ia gagal di tes mengemudi pertamanya. Suatu saat ia berpikir, betapa mudahnya jika ia dapat mengendarai mobil setir ...

      Read More