Belitung akan bikin sensasi saat gerhana matahari total (GMT) melintasi langitnya, yaitu menyaksikan gerhana dengan kacamata raksasa.
Kacamata itu memiliki panjang 960 centimeter dan lebar 60 centimer, dan akan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MuRI).
Ide pembuatan kacamata raksasa ini muncul dari Komunitas Astronomi Imah Noong, yang merupakan sekumpulan warga Kampung Areng, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Jawa Barat.
Kacamata jumbo ini menggunakan satu bingkai, dan didesain dengan sembilan lubang. Kacatama dijamin aman karena setiap lubang dipasangi filter berbahan black polymer neutral density (ND)5.
“Kacamata bisa digunakan 45 orang sekaligus,” kata Tajuddin, Kepala Dinas Pariwisata Bangka-Belitung. “Kini, kacamata itu ada di Pantai Terentang, Bangka, tinggal dipasang filter-nya.”
Menurut Tajuddin, kendati belum digunakan, kacamata ini sukses memikat wisatawan Tiongkok, Prancis, Jepang, dan Malaysia, yang berkunjung ke Pantai Terentang.
“Mereka rela antre untuk sekadar melihat dari dekat kacamata itu,” kata Tajuddin. “Tidak sedikit yang menggoreskan tanda tangan di kacamata itu. Lainnya berselfie.”
Keterangan dari Komunitas Astronomi Imah Noong menyebutkan pembuatan kacamata jumbo ini menghabiskan Rp 60 juta. Bagian paling mahal adalah bingkai kacamata, yang menggunakan akrilik.
“Filternya juga nggak murah, yaitu Rp 15 juta,” kata Tajuddin. []
Foto ilustrasi: pikiran-rakyat.com
Comments
comments
Leave a comment