Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Kuching, Sarawak, Malaysia, dan Kementerian Pariwisata mengawali pembangunan pariwisata perbatasan dengan menggelar Wonderful Indonesia Concert di Lapangan Patoka, Entikong, Kalimantan Barat, Sabtu (12/3) lalu.
Jahar Gultom, Konsul Jenderal RI di Kuching, mengatakan; “Ini bentuk komitmen kami membantu Kemenpar mempromosikan pariwisata Indonesia di perbatasan.”
KJRI, masih menurut Gulton, juga berpromosi lewat sejumlah radio dan media terkemuka di Kuching. Ia juga mengatakan karakter Kuching-Entikong bisa saling melengkapi.
“Masing-masing punya plus-minus. Kuching unggul di bisnis. Indonesia punya keunggulan alam, eksostisme, dan budaya yang beragam,” kata Gultom.
I Gde Pitana, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Luar Negeri Kemenpar, mengatakan kerjasama KJRI dan Kemenpar adalah perwujudan semangat Indonesia Incorporated. Bahwa, tanggung jawab pembangunan pariwisata tidak hanya ada di pundak Kemenpar, tapi semua departemen.
Menjawab pertanyaan wartawan soal target kunjungan wisatawan lewat perbatasan, Gde Pitana mengatakan; “Tahun lalu, Indonesia kedatangan dua juta wisatawan yang melewati perbatasan. Tahun ini kami menargetkan 2,5 juta.”
Menpar Arief Yahya mengatakan cross border tourism adalah solusi untuk mengejar target 20 juta wisatawan pada tahun 2019. Kemenpar, lanjutnya, akan berupaya menyedot wisatawan asal Malaysia sebanyak mungkin.
“Saya ingin border tourism Indonesia bisa seperti Belanda, yang menarik 13 juta orang dari Jerman, Belgia, dan Prancis, ” kata Menpar Arief Yahya.
Indonesia punya potensi seperti itu, dengan menari wisatawan dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. []
Comments
comments
Leave a comment