Styrofoam menjadi salah satu bahan yang sering digunakan sebagai pembungkus makanan. Penggunaannya dinilai praktis dan efisien sehingga banyak diminati. Namun, peningkatan penggunaan wadah berbahan styrofoam yang tak terkendali menyebabkan polusi dan limbah perusak lingkungan.
Pencemaran lingkungan akibat styrofoam yang sulit terurai kemudian memunculkan kepedulian para peneliti Thailand untuk mengembangkan mangkuk ramah lingkungan berbahan dasar daun.
Dikutip dari Bangkok Post, Minggu (10/4/2016), penelitian ini dilakukan oleh para dosen dari fakultas teknik di Naresuan University selama satu tahun terakhir. Adapun tujuannya yakni mengembangkan mangkuk daun sebagai pengganti wadah styrofoam.
Melalui serangkaian percobaan, tim peneliti menemukan jenis daun thong kwao, sak atau jati, dan sai (banyan) adalah yang paling pad digunakan sebagai bahan baku. Pasalnya, mangkuk dari bahan tersebut mampu menampung air panas tanpa bocor sekaligus akan terurai secara langsung setelah selesai digunakan.
Dekan Fakultas Teknik, Sirintip Tantanee mengatakan, akan berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk mempromosikan penggunaan mangkuk yang masih menunggu hak paten itu di area festival makanan tahunan. Sedangkan seorang dosen bernama Samon Hiranpraditsakul menceritakan inspirasi mangkuk daun berawal saat mengunjungi sebuah kuil yang memiliki tumpukan sampah styrofoam.
Saat ini, tim sedang mengembangkan mangkuk, yakni melapisinya dengan permukaan yang halus, termasuk membuat piring daun. Rencananya, inovasi tersebut akan diluncurkan di Festival Songkran pada April. Adapun produknya nanti terdiri dari beragam ukuran dan bentuk. []
Sumber: okezone.com
Comments
comments
Leave a comment