maya-masyitah-burni-telong
  • Page Views 4503

Cerita Gadis Cantik di Puncak Burni Telong

MALAM baru saja turun ketika gadis setinggi 165 itu melangkah dengan elegan. Aroma parfum Chifon nan lembut menguar dari tubuhnya. Ia tampak sporty sekaligus anggun dengan paduan celana dan baju serba biru. Seulas senyum mengembang di bibirnya. Sepasang mata bulatnya tampak berbinar ketika kami berjabat tangan. Kesan pertama, ia memiliki fisik yang diidamkan pria.

Dialah Maya Masyithah Dahlan, Duta Wisata Kota Langsa 2013 sekaligus Finalis Duta Wisata Aceh pada tahun yang sama.

Malam itu, di sepertiga awal bulan Februari 2016, Maya bercerita banyak tentang aktifitas terbarunya. Satu yang mengejutkan: ia baru saja berhasil mendaki puncak gunung Burni Telong. Padahal, tak ada secuil pun potongan seorang pendaki gunung di tubuhnya.

Terletak di Kabupaten Bener Meriah, Burni Telong adalah adalah gunung merapi setinggi 2.600 meter di atas permukaan laut (mdpl), lebih tinggi dari Gunung Seulawah yang hanya setinggi 1.800 mdpl.  Salah satu magnet yang dimiliki gunung ini adalah hamparan bunga edelweiss.

“Itu pertama kali Maya  naik gunung dan melihat langsung bunga edelweiss yang sering disebut sebagai bunga abadi,” kata Maya dengan sorot mata berbinar. Kentara sekali perjalanan penuh tantangan itu menyimpan kebanggaan tersendiri baginya.

Maya mulai memendam harapan mendaki gunung ketika menonton film 5 cm yang mengisahkan perjalanan lima sahabat mendaki puncak Mahameru. Sejak itulah ia memelihara harapan untuk mendaki gunung.

Impian itu menemukan jalannya pada Oktober 2015 lalu. Ketika itu, ia mendapat kabar organisasi Macopala (Mahasiswa Cot Kala Pecinta Alam)  di kampusnya di IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa hendak mendaki Burni Telong. Maya yang tidak bergabung di sana ngotot ingin ikut. Bak gayung bersambut, Maya pun diizinkan bergabung.

Bagi dara pengagum Nadine Chandrawinata dan Dian Sastro ini, mendaki gunung, selain menunjukkan ketangguhan dan keberanian, juga bermakna kegigihan  meraih impian.

Bagaimana tidak, untuk sampai di puncak gunung, Maya harus berjalan kaki berjam-jam dengan rute yang kian terjal dan menanjak.

maya-masyithah-burni-telong4
Gadis berusia 23 tahun itu mengenang perjalanan itu sebagai perjalanan yang paling berkesan. Karena berangkat dari kaki gunung sudah sore, mereka menginap di hutan setelah 2 jam berjalan kaki. Keesokan harinya, pagi-pagi buta, perjalanan kembali dilanjutkan. Kali ini, rutenya lebih terjal dan mendaki.

“Dada sempat terasa sesak karena kelelahan,” katanya.  Namun,”setiba di puncak, segala kelelahan sirna sudah.”

Tiba di puncak saat Subuh, Maya dan rombongan bertahan di sana hingga matahari terbit. Berdiri di puncak gunung, Maya seperti berada di dunia impian. Di sekelilingnya, hamparan kabut membekap membawa hawa dingin menusuk tulang. Bunga-bunga edelweiss yang sebelumnya hanya dilihat di film kini bermekaran di sekelilingnya. Sayangnya, bunga itu tak boleh dipetik.

“Ada persyaratan yang diberi tahu oleh warga setempat sebelum naik, dilarang untuk memetik bunga edelweiss,” kata Maya yang mengaku cukup puas walaupun hanya bisa memandangi Edelweiss tanpa boleh dimiliki.

maya-burni-telong2

Adakah kisah mistis yang dialami di sana? “Tidak. Maya malah sempat berharap ingin jumpa makhluk halus di sana, tapi ternyata tidak bertemu,” katanya sambil tertawa memperlihatkan deretan gigi putih bersih yang tertata rapi.

***

Sebagai Duta Wisata, Maya memang menyukai alam.  Berbagai aktivitas petualangan di alam dilakoninya. Ia juga pernah menyelam menikmati keindahan bawah laut Sabang.

maya-masyitah-sabang2 maya-masyitah-sabang

“Alam adalah inspirasi yang tak pernah habis,” kata gadis berzodiak Gemini ini.

Selain pecinta alam, Maya juga aktif berorganisasi. Saat ini ia dipercaya sebagai Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Langsa Barat, organisasi perempuannya Pemuda Pancasila.

Berorganisasi, baginya adalah ajang menjalin silaturahmi. Bahkan, gadis ramah dan low profile ini menargetkan, mulai tahun 2016 ingin punya satu teman baru setiap harinya.

“Maya ingin punya banyak teman dan silaturahmi tanpa batas. Karena rezeki bukan hanya uang, tapi teman-teman yang baik adalah rezeki terindah.”

***

Malam terus merambat. Namun, tak sedikit pun lelah terpancar di wajahnya. Ia masih bercerita penuh semangat. Sesekali tawanya pecah ketika mengingat hal-hal konyol yang pernah dilalui.

Pembicaraan lantas mengarah ke urusan personal. Namun, Maya  tak keberatan urusan pribadinya dikorek.  Ditanya soal tambatan hati, ia memberi jawaban mengejutkan: belum punya pacar.

Bukan. Bukan lantaran tak ada lelaki yang mendekatinya. Namun,”sekarang masih nyaman sendiri, mungkin karena belum bertemu lelaki yang bisa buat Maya jatuh cinta,” ujarnya.

Lantas, pada lelaki seperti apakah ia menyimpan hasrat untuk menjadi pendamping hidupnya? “Lebih tertarik kepada laki-laki tinggi, berwawasan luas, dan religius.”

maya-masyitah-burni-telong1

Pernah ada beberapa lelaki yang mencoba mendekatinya. Namun, tak ada yang berhasil membuatnya bertekuk lutut.

Ah, Maya, bagi mereka pastilah engkau tak ubahnya edelweiss di puncak Burni Telong: cantik, tapi tak bisa dipetik! []

BIODATA:
Nama: Maya Masyithah

Prestasi :

Juara 1 pada kontes Busana Muslim Sanggar “Palofy” tahun 2002

Juara 1 Fashion show Busana Muslim dalam rangka Memperingati Pemuda Pancasila kota Langsa tahun 2005

Juara 3 kontes busana muslim tahun 2006

Juara 1 kontes Busana Muslim memperingati Hari kemerdekaan Indonesia 18 Agustus 2006

Mentri Seni dan Budaya STAIN Cot Kala Langsa 2013/2014

Duta Wisata Kota Langsa 2013

Finalis Duta Wisata Aceh 2013

Comments

comments

Share This Article

  • Facebook
  • Google+
  • Twitter

Kicauan Jagat Raya Terdengar! Einstein Benar, Gelombang Gravitasi Memang Ada

Next Story »

Wajah Wanita Saudi Kini

One Comment

  1. Nurlis E Meuko
    February 16, 2016

    Test tulisan Yuswardi…

    Reply

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ads

Warnet

hub kami

Nature