Karya ilmiah Marzuki Abubakar dari STAIN Malikussaleh Lhokseumawe sangat menarik untuk dibaca. Seperti judul ulasannya “Arah Baru Pemikiran Ulama Pesantren di Aceh”, karya ini fokus mengulas soal dayah (pesantren) di Aceh. Adalah Dayah MUDI Mesra Samalanga Bireuen yang menjadi landasan penelitiannya.
Disebutkan dalam abstraksi karyanya, Pesantren memiliki sejarah yang panjang, sejak sebelum kemerdekaan dan masih eksis sampai sekarang. Zamakhsary Dhofier dalam bukunya ”Tradisi Pesantren” mengindikasikan bahwa pesantren terus mengalami perubahan dalam perjalanannya, tentu saja termasuk di Aceh.
Marzuki melihat perubahan itu dari pemikiran ulama dayah. Terutama, menurut Marzuki, dalam bidang pendidikan Abu Mudi merupakan salah satu tokoh ulama dayah yang sudah memberanikan diri untuk melakukan transformasi baik institusi maupun kurikulum.
Ia menuliskan bahwa Abu Mudi, ulama Dayah yang telah berani untuk tampil beda dalam mengelola dayah traditional secara modern dengan tetap mempertahankan ciri khas dari dayah tradisional.
Terdapat dua hal yang sangat menonjol dalam perkembangan pendidikan di dayah Mudi, yaitu pengembangan institusi dan kurikulum pesantren. Perkembangan institusi ditunjukkan oleh mulai dirintisnya bakal sekolah umum dalam peantren, walupun sekarang baru hanya sampai Sekolah Dasar.
Perkembangan yang paling signifikan adalah telah didirikannya Perguruan Tinggi, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dalam lingkungan pesantren. Kedua adalah Pengembangan kurikulum, baik dalam bidang intra-kurikuler maupun intra-kurikuler. Terdapat beberapa penambahan materi selain pembelajaran kitab kuning, seperti pelatihan computer, kursus menjahit, dan belajar bahasa Arab dan Inggris.
Baca selengkapnya klik tautan ini. Arah Baru Pemikiran Ulama Pesantren di Aceh
Comments
comments
Leave a comment