Tiga peselancar Australia tertantang memecahkan rekor dunia berselancar di Ombak Bono, Sungai Kampar, Pelalawan, Riau, 9-12 Maret 2016.
Ombak Bono, Sungai Kampar, adalah satu-satunya tempar berselancar di sungai, bukan di laut seperti Kuta, Banyuwangi, dan lainnya.
Selama empat hari, mereka menjajal kedasyatan Ombak Bono untuk mencatatkan nama di Guiness Book World of Record.
“Mulai kemarin tiga peselancar mulai menjajal gelombang Bono di Teluk Meranti,” kata Fahmizal, Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Riau, Kamis (10/3). “Mereka akan berada di Sungai Kampar sampai 12 Maret, untuk mencatatkan rekor surfing.”
Ketiganya akan berselancar sejauh 20 kilometer, menaklukan Ombak Bono. Rekor berselancar saat ini dibuat di Seven River, Inggris, sejauh 12,32 kilometer.
Atraksi menantang ini direspon positif oleh wisatawan Malaysia, Australia dan Singapura. Setelah menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) di Pantai Ogis Speak Teluk Meranti, Pelalawan (9/3), mereka meladeni tiga peselancar Australia.
“Sejumlah wisatawan dari Batam menggunakan speedboat, untuk sampai ke Teluk Meranti. Efeknya sangat besar,” tambah Fahmizal.
Saat ini, ada lima sungai di dunia yang bisa digunakan berselancar, tapi gelombang terbaik ada di Teluk Meranti, dan dikenal dengan sebutan Ombak Bono.
Ombak Bono di Pelalawan memiliki tujuh level gelombang (seven ghost). Saat hujan, gelombang lebih dasyat.
“Ini akan melengkapi even sport tourism yang rutin digelar Kemenpar, yaitu Tour de Singkara, Tour de Ijen, Bintan Triathlon, dan Jakarta Marathon,” kata Fahmizal. []
Comments
comments
Leave a comment