James Cotton, peselancar Australia, memecahkan rekor individual berselanjar di sungai dengan menaklukan Ombak Bono di Sungai Kampar, Pelalawan, Riau.
Cotton bertahan selama satu jam 12 menit di atas papan selancar, dan meluncur sejauh 172 kilometer. Ia mematahkan rekor sebelumnya atas nama Steven King (Inggris), yang meluncur sejauh 12,3 kilometer dengan catatan waktu satu jam lima menit.
Cotton tidak sendiri. Ia datang bersama Roger Gamble dan Zig van Sluys, keduanya pengacara dan bankir.
“Kkeduanya juga berselancar,” kata Fahmizal, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Riau. “Total catatan ketiganya 37,2 kilometer
Ombak Bono, juga dikenal dengan sebutan The Bono Seven Ghosts, menarik banyak peselancar mancanegara. Ombak di Sungai Kampar berlapis tujuh, dengan kisaran tinggi antara 2,7 meter sampai 3,5 meter.
Saat Cotton dan tim Rip Curl memecahkan rekor, tinggi gelombang berada pada kisaran itu. Ketiga peselancar menggunakan perangkat, yang terhubung dengan global positioning system (GPS), di lengan.
Perangkat itu menunjukan mereka menempuh jarak sesuai alur merah yang diperlihatkan GPS.
“Tanpa Ombak Bono yang panjang dan konsisten, rekor tidak akan terpecahkan,” kata Cotton. “Ombak Bono adalah yang terpanjang di dunia.”
Menurut Fahmizal, hanya ada dua sungai dengan ombak terpanjang di dunia; Sungai Kampar dan Kuala Sungai Amazon di Brasil.
“Cotton dan tim Rip Curl menjuluki Ombak Bono sebagai may be unrivaled, atau mungkin tak tertandingi,” kata Fahmizal.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi sukses ketiganya memecahkan rekor berselancar di Ombak Bono. “Atrakasi Ombak Bono memang menantang. Namun, memasarkan potensi ini tanpa infrastruktur yang baik akan sangat sulit,” ujarnya. []
Comments
comments
Leave a comment