Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh, Profesor Farid Wajdi melontarkan kekuatirannya terkait fenomena anak muda Aceh yang doyan nongkrong di warung kopi atau kafe-kafe yang kini bertumbuh di hampir setiap sudut ibukota Provinsi Aceh itu.
“Di dunia ini hanya di Aceh 80 persen generasi muda duduk di cafe siang dan malam. Ini musibah yang lebih besar dari bom atom,” kata Profesor Farid Wajdi seperti dilaporkan koran Serambi Indonesia, Selasa, 22 Maret 2016.
Pernyataan itu disampaikan Profesor Farid saat wisuda 967 wisudawan mahasiswa UIN Ar Riniry, Senin, 21 Maret.
Farid kemudian mengingatkan generasi muda Aceh untuk meningkatkan pendidikannya setinggi mungkin. Ia berharap para lulusan tidak menjadi pengemis intelektual dan menghabiskan waktu sia-sia tanpa berbuat untuk pengembangan diri yang lebih baik dan berguna untuk dirinya dan daerah.
Pernyataan Farid itu mengundang komentar di jejaring sosial.
Sebagian mendukung pernyataannya, namun ada pula yang menolak. Bagi yang menolak, beralasan duduk di warung kopi bukanlah sekedar menyia-nyiakan waktu.
“Pak Rektor mungkin belum tahu, banyak anak-anak muda duduk di warung kopi dan meraup jutaan rupiah dari internet,” tulis seorang netizen.
Sekedar informasi, sebagian besar warung kopi yang tumbuh di Banda Aceh paskabencana tsunami memang dirancang dengan desain modern dan dilengkapi fasilitas internet gratis. Kota di ujung barat Indonesia ini pun dijuluki Kota Seribu Warung kopi.
Bagi sebagian anak muda yang pintar memanfaatkan peluang, fasilitas gratis itu dipakai untuk mencari pendapatan tambahan di dunia maya. Sebaliknya, tak sedikit juga yang yang hanya sekedar untuk mencari hiburan semata.
Sebenarnya, warning untuk anak muda Banda Aceh yang doyan nongkrong di warung kopi juga pernah disampaikan oleh Walikota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal saat membuka perhelatan Festival Kopi 2014.
Ketika itu, Illiza mengingatkan kaum bapak agar jangan lupa pulang ke rumah saat duduk di warung kopi.
“Bapak-bapak kalau minum kopi di warung kopi, jangan lama-lama. Jangan lupa pulang kasihan istri di rumah menunggu,” kata Illiza.
Iliza juga meminta anak muda Banda Aceh jangan sampai masih duduk di warung kopi hingga tengah malam meski warung kopi menyediakan layanan internet gratis.
“Minum kopi bagus bagi kesehatan, tetapi kalau minum kopi satu cangkir ngobrolnya sampai tengah malam tidak baik juga bagi kesehatan,” kata Illiza saat itu.[]
Ilustrasi foto: fokusaceh.blogspot.co.id
Comments
comments
Leave a comment