Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey disambut tarian ranup lampuan saat tiba di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh. SERAMBI/M ANSHAR
  • Page Views 279

Aceh yang Ramah dan Menawan

Peserta Sabang International Regatta yang berkunjung ke Museum Negeri Aceh, Banda Aceh, Jumat (23/9). Sebanyak 150 peserta layar dari delapan negara mengunjungi objek wisata tsunami dan juga melihat perkembangan pembangunan pascatsunami. SERAMBI/M ANSHAR

Peserta Sabang International Regatta yang berkunjung ke Museum Negeri Aceh, Banda Aceh, Jumat (23/9). Sebanyak 150 peserta layar dari delapan negara mengunjungi objek wisata tsunami dan juga melihat perkembangan pembangunan pascatsunami. SERAMBI/M ANSHAR

Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey disambut tarian ranup lampuan saat tiba di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh. SERAMBI/M ANSHAR

Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey disambut tarian ranup lampuan saat tiba di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh. SERAMBI/M ANSHAR

Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey disambut tarian ranup lampuan saat tiba di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh. SERAMBI/M ANSHAR

Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey disambut tarian ranup lampuan saat tiba di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh. SERAMBI/M ANSHAR

Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey mengenakan pakaian khusus saat memasuki kompleks Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh. SERAMBI/M ANSHAR

Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey mengenakan pakaian khusus saat memasuki kompleks Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh. SERAMBI/M ANSHAR

Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey mengenakan pakaian khusus saat memasuki kompleks Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh. SERAMBI/M ANSHAR

Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey mengenakan pakaian khusus saat memasuki kompleks Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh. SERAMBI/M ANSHAR

Melihat Aceh janganlah dari sudut pandang negatif. Memang tidak dinafikan ada hukuman cambuk yang cetar membahana setiap saat. Namun itu tak mengurangi keramahan putra-putri Aceh dalam menyambut setiap orang yang berkunjung ke Aceh.

Toh, hukuman cambuk itu memang diminta dan ditetapkan sendiri oleh rakyat Aceh, dan hanya berlaku juga untuk masyarakat Aceh. Biarlah itu bagian dari dinamika kehidupan di Aceh. Mari  melihat sisi positif yang terbentang di Aceh. Penduduknya yang ramah, alamnya yang menawan.

Selain itu, sungguh banyak cerita-cerita Aceh yang memesona. Kisah-kisah lama yang hingga kini masih bisa digali dari berbagai sudut daerahnya. Perpaduan penghuni dan daerahnya laksana sebuah   menyatu dalam satu karakteristik ke-Aceh-an.

Berbagai pulau yang tersebar mengelilingi Aceh menawarkan berbagai keindahan. Tak hanya di daratan, seperti pantai berpasit putih dengan desiran ombak dan angin yang membelai. Namun juga di kawasan pegunungan banyak terdapat keajaiban dunia. Bahkan hanya Aceh yang memiliki Danau yang didalamnya berenang ikan-ikan depik, itulah dia Danau Lut Tawar.

Jangan lupa di seberang Gunung Geurutee, adalah tempat para bidadari cantik bermata biru berada di sana. Tempat ini adalah Lamno, memiliki sejarah yang luar biasa, dan juga pernah dihuni bangsa Portugis yang kini telah menjadi Aceh. Tengok juga pesona peninggalan kerajaan Hindu di tepi laut Aceh Besar bernama Indrapatra dan Indrapurwa, bahkan ada masjid yang berada di puncak candi bernama Indrapuri. Inilah jejak kejayaan masa lalu yang terkenal dengan Lhee Sagoe.

Tak hanya pandangan mata, namun juga ada santapan yang sedap. Hidangan mie Aceh ada di mana-mana yang tentu lebih nendang rasanya dibanding di tempat lain. Selain itu, bisa menyesap kopi dengan rasa berbeda sambil menonton para koki beratraksi menyaring kopi laksana bar tender sedang bersulap dengan botol-botol minumannya.

Oh ya, Aceh yang dikenal dengan wisata releginya tentu saja banyak menyediakan tempat-tempat ini. Tak hanya berbentuk masjid, seperti Masjid Raya Baiturrahman, sesekali cobalah masuk ke kampung-kampung, duduk di meunasah, apalagi jika di bulan maulid nabi, maka di sana akan ada berbagai bentuk seni budaya yang bernuansa Islami.

Masih banyak lagi, lihatlah sisi positifnya, seperti dalam  foto-foto tentang keramahan Aceh yang ada di samping artikel ini.

Maka ketika berkunjung ke Aceh, janganlah terpengaruh dengan berbagai berita yang seakan-akan Aceh begitu menakutkan. Cerita-cerita politik yang mungkin dianggap tak sama, padahal jika dialihat secara seksama ya sama saja dengan daerah-daerah lain. Namun itu semua dinamika ke-Aceh-an. Keragaman yang memperkaya negeri ini.[]

Comments

comments

Share This Article

  • Facebook
  • Google+
  • Twitter

Kurok-kurok Tentara Kutu Tanah di Sabang

Next Story »

Sigma SD Quattro, Kamera Mirroless Dengan Hasil Terbaik

One Comment

  1. Nurlis E Meuko
    February 24, 2016

    Test…

    Reply

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ads

Warnet

hub kami

Nature

  • Foto: Tempo.co

    Peneliti : Terumbu Karang Sumatera Memutih

    7 days ago

    Koloni terumbu karang genus Acropora di perairan Pulau Sironjong Gadang, pesisir selatan Sumatera Barat, berwarna pucat. Sebagian besar terumbu karang bercabang banyak itu bahkan tampak putih sempurna. ...

    Read More
  • mangkuk-daun

    Bahan Ini Bisa Jadi Pengganti Styrofoam di Masa Depan

    2 weeks ago

    Styrofoam menjadi salah satu bahan yang sering digunakan sebagai pembungkus makanan. Penggunaannya dinilai praktis dan efisien sehingga banyak diminati. Namun, peningkatan penggunaan wadah berbahan styrofoam yang tak ...

    Read More
  • harimau-kamboja-punah

    Harimau Ini Akhirnya Dinyatakan Punah

    3 weeks ago

    Para aktivis konservasi Kamboja, Rabu (6/4/2016), untuk pertama kalinya menyatakan harimau di negeri itu telah punah. Hutan belantara Kamboja pernah menjadi rumah bagi harimau indochina, organisasi konservasi WWF ...

    Read More
  • Ilustrasi mobil nyetir sendiri | (Shutterstock).

    Mobil ‘Nyetir’ Sendiri Lebih Ramah Lingkungan

    3 weeks ago

    Zia Wadud terakhir belajar mengemudi tiga tahu yang lalu, Ia gagal di tes mengemudi pertamanya. Suatu saat ia berpikir, betapa mudahnya jika ia dapat mengendarai mobil setir ...

    Read More